Autisme

21.18 Unknown 0 Comments

Autisme adalah gangguan otak yang sering membuat penderita sulit untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Pada autisme, beberapa wilayah otak gagal bekerja sama.
Kebanyakan penderita autisme akan selalu memiliki masalah untuk berhubungan dengan orang lain. Tetapi dengan diagnosis dan pengobatan dini,  penderita autisme akan sangat terbantu untuk mencapai potensi penuh mereka.
Autisme cenderung menurun di dalam keluarga. Para ilmuwan sedang mencoba untuk mencari tahu gen yang mungkin bertanggung jawab dalam mewariskan autisme. Studi-studi lain pun dilakukan untuk meneliti apakah autisme dapat disebabkan oleh masalah medis lainnya atau faktor lingkungan.
Beberapa orang berpikir bahwa vaksin pada masa kanak-kanak menyebabkan autisme, terutama vaksin campak-gondong-rubela, atau MMR. Tetapi penelitian lebih lanjut menunjukkan hal ini tidak benar. Sangat penting untuk memastikan bahwa anak Anda mendapatkan semua vaksin pada masa kanak-kanak. Vaksin tersebut membantu menjaga anak Anda dari terkena penyakit serius yang dapat menimbulkan bahaya atau bahkan kematian.

Apa Saja Gejala Autisme?
Gejala hampir selalu dimulai sebelum anak berusia 3 tahun. Biasanya, saat pertama kali orang tua menyadari bahwa anak mereka belum mulai bicara dan tidak bertingkah laku seperti anak-anak lain seusianya. Tetapi bukan hal yang aneh jika seorang anak mulai berbicara pada usia yang sama dengan anak-anak seusianya, kemudian kehilangan kemampuan bahasanya.
Gejala autisme meliputi:
  • Keterlambatan dalam belajar bicara, atau tidak berbicara sama sekali. Seorang anak mungkin tampak tuli, meskipun tes pendengaran normal.
  • Perilaku dan minat atas permainan yang berulang dan berlebihan. Contohnya termasuk: menggoyang tubuh berulang, keterikatan yang tidak biasa dengan obyek tertentu, dan dapat sangat marah ketika ada perubahan rutinitas.
Tidak ada “kekhasan” dari penderita autisme karena penderita dapat memiliki berbagai macam perilaku, mulai dari ringan sampai parah. Orang tua sering mengatakan bahwa anak dengan autisme, lebih suka bermain sendiri dan tidak membuat kontak mata dengan orang lain.
Autisme mungkin juga menimbulkan masalah lain seperti:
  • Anak memiliki kecerdasan di bawah normal.
  • Remaja sering menjadi tertekan dan cemas, terutama jika mereka memiliki kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata.
  • Beberapa anak mendapatkan gangguan kejang seperti epilepsi hingga masa remaja mereka.
Bagaimana Autisme Didiagnosis?
Ada pedoman yang digunakan oleh dokter untuk melihat apakah seorang anak memiliki gejala autisme. Pedoman tersebut membagi gejala ke dalam tiga kategori sebagai berikut:
  • Hubungan dan Interaksi sosial. Misalnya, anak mungkin memiliki kesulitan membuat kontak mata. Penderita autisme mungkin sulit memahami perasaan orang lain, seperti rasa sakit atau sedih.
  • Komunikasi verbal dan nonverbal. Misalnya, seorang anak mungkin tidak pernah berbicara. Atau dia mungkin sering mengulang kalimat tertentu terus menerus.
  • Minat terbatas dalam kegiatan atau bermain. Misalnya, anak yang lebih muda sering fokus pada bagian-bagian mainan daripada bermain dengan mainan secara keseluruhan. Anak yang lebih tua dan orang dewasa mungkin tertarik oleh topik tertentu, seperti permainan kartu atau pelat nomor.
Anak yang dicurigai menderita autisme juga mungkin harus melakukan tes pendengaran dan beberapa tes lain untuk memastikan penyebabnya bukan karena beberapa kondisi medis lain.
Bagaimana Autisme Diobati?
Pengobatan untuk autisme melibatkan pelatihan perilaku khusus. Latihan perilaku memberikan penghargaan untuk perilaku baik (penguatan positif) untuk mengajar anak keterampilan sosial dan untuk mengajar mereka bagaimana untuk berkomunikasi dan bagaimana membantu diri mereka ketika mereka tumbuh dewasa.
Dengan pengobatan dini, kebanyakan anak autisme belajar untuk berhubungan lebih baik dengan orang lain. Mereka belajar untuk berkomunikasi dan membantu diri mereka sendiri ketika mereka tumbuh dewasa.
Tergantung dari sang anak, pengobatan juga dapat mencakup hal-hal seperti terapi bicara atau terapi fisik. Obat kadang-kadang digunakan untuk mengobati masalah seperti depresi atau perilaku obsesif-kompulsif.
Jenis pengobatan yang tepat bagi tiap anak bergantung pada gejala-gejalanya. Pengobatan berbeda untuk setiap anak dan dapat berubah dari waktu ke waktu. Karena penderita autisme berbeda dari satu dengan yang lain, maka hal yang membantu pada satu orang, mungkin tidak dapat membantu bagi yang lain. Jadi pastikan untuk bekerjasama dengan semua orang yang terlibat dalam pendidikan dan perawatan sang anak untuk menemukan cara terbaik dalam menangani gejala autisme.
Bagaimana Keluarga Anda Hidup bersama Anak dengan Autisme?
Bagian terpenting dari rencana perawatan sang anak adalah memastikan anggota keluarga lainnya mendapatkan pelatihan tentang autisme dan cara mengelola gejalanya. Pelatihan dapat mengurangi stres keluarga dan membantu anak Anda berfungsi lebih baik. Beberapa keluarga membutuhkan bantuan lebih banyak dari yang lain.
Ambil keuntungan dari setiap jenis bantuan yang Anda dapatkan. Konsultasi dengan dokter mengenai bantuan apa yang tersedia dekat dengan tempat tinggal Anda. Beberapa sumber yang mungkin yaitu keluarga, teman, lembaga-lembaga publik, dan organisasi autisme.
Ingat beberapa saran berikut ini:
  • Rencanakan istirahat. Tuntutan sehari-hari merawat anak dengan autisme dapat menyita waktu dan stres. Merencanakan Istirahat dapat membantu seluruh keluarga.
  • Dapatkan bantuan tambahan ketika anak Anda bertambah tua. Tahun-tahun remaja bisa menjadi waktu yang sangat sulit bagi anak autis.
  • Berkomunikasi dengan keluarga lain yang memiliki anak dengan autisme. Anda dapat berbicara mengenai masalah Anda dan berbagi saran dengan orang-orang yang memahami.
Membesarkan anak dengan autisme butuh kerja keras. Tetapi dengan dukungan dan pelatihan, keluarga Anda dapat belajar bagaimana mengatasinya.
Sumber: WebMD



You Might Also Like

0 komentar: