Badai Tropis
Badai Tropis
Badai
Tropis atau umumnya disebut Siklon Tropis adalah fenomena alam berupa
pusaran angin, hujan dan badai petir dalam suatu daerah tertutup.
Siklon tropis hanya dapat tumbuh dan berkembang di atas wilayah perairan
tropis dan sub tropis yang hangat dengan kelembaban udara tinggi.
Di seluruh dunia terdapat sejumlah wilayah–wilayah perairan
tempat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis dengan pola musiman
yang khas di setiap wilayah.
Walaupun
merupakan fenomena yang tumbuh di lautan, pergerakan siklon tropis
dapat mengarah ke daratan sehingga dapat menimbulkan bencana serius
dengan kerugian material dan korban manusia yang besar. Pergerakan
Badai Tropis selalu menjauhi lintang ekuator, sehingga tidak mungkin
melintasi daratan Indonesia, walaupun demikian wilayah Indonesia
dapat terkena pengaruh tidak langsung dari badai tersebut.
Dengan
mengetahui pergerakan badai tropis serta memahami dampak yang bisa
ditimbulkannya, maka kita dapat melakukan upaya antisipasi untuk
mencegah kerugian lebih besar.
Dalam
meteorologi dikenal istilah Badai Tropis yang merupakan pusaran angin
tertutup pada suatu wilayah bertekanan udara rendah. Kekuatan angin
yang terjadi pada Badai Tropis dapat mencapai kecepatan lebih dari
128 km/jam dengan jangkauan lebih dari 200 Km dan berlangsung selama
beberapa hari hingga lebih dari satu minggu.
Klasifikasi
Siklon
Tropis merupakan istilah yang bersifat umum, selanjutnya menurut
tingkat kematangan formasi bentuk dan kekuatannya siklon tropis dapat
diklasifikasikan atas:
1.
Depresi Tropis (Tropical Depression)
Pada depresi tropis sudah terjadi sistem tekanan rendah yang menyebabkan lingkaran awan dan badai petir pada suatu daerah tertutup namun belum terlihat bentuk spiral dan mata. Kecepatan angin berkisar dari 17 hingga 33 knot. Pada depressi tropis tidak diberikan nama yang khas
Pada depresi tropis sudah terjadi sistem tekanan rendah yang menyebabkan lingkaran awan dan badai petir pada suatu daerah tertutup namun belum terlihat bentuk spiral dan mata. Kecepatan angin berkisar dari 17 hingga 33 knot. Pada depressi tropis tidak diberikan nama yang khas
2.
Badai Tropis (Tropical Storm)
Pada badai tropis mulai terlihat bentuk spiral, namun tidak terlihat adanya mata. Kecepatan angin maksimum berkisar dari 17 hingga 33 meter per detik ( 34 s/d 63 knot, 39 s/d 73 mph atau 62 s/d 117 km/jam). Untuk Badai Tropis diberikan nama-nama yang khas untuk membedakan antara setiap kejadian badai tropis.
Pada badai tropis mulai terlihat bentuk spiral, namun tidak terlihat adanya mata. Kecepatan angin maksimum berkisar dari 17 hingga 33 meter per detik ( 34 s/d 63 knot, 39 s/d 73 mph atau 62 s/d 117 km/jam). Untuk Badai Tropis diberikan nama-nama yang khas untuk membedakan antara setiap kejadian badai tropis.
Lokasi
Syarat
utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis adalah kelembaban
udara yang tinggi karena banyaknya kandungan uap air. Syarat tersebut
dapat dipenuhi oleh daerah perairan ( lautan) di zona tropis dan
subtropis yang temperaturnya dapat mencapai > 260 C
Di permukaan bumi terdapat tujuh wilayah perairan utama yang sangat potensial untuk tumbuh dan berkembangnya siklon tropis, yaitu :
• |
Barat
Laut Samudra Pasifik ;
merupakan daerah paling aktif, sepertiga dari seluruh perisitiwa siklon tropis dunia terjadi di wilayah ini. Aktifitas siklon tropis yang terjadi berpengaruh pada wilayah Jepang, Filipina, China dan Taiwan. |
• |
Timur
Laut Samudera Pasifik ;
sebagai daerah paling aktif kedua yakni sepertiga dari seluruh kejadian badai tropis dunia terjadi di wilayah ini. Aktifitas siklon tropis yang terjadi mempengaruhi wilayah barat Meksiko, Hawaii dan terkadang sampai di semenanjung California. |
• |
Barat
Daya Samudra Pasifik;
Aktifitas badai tropisnya memepengaruhi wilayah Australia dan Oceania. |
• |
Utara
Samudra Hindia ;
Wilayahnya dibagi dua daerah yakni Teluk Benggala dan Laut Arabia. Aktifitas pada daerah Teluk Benggala lima sampai enam kali lebih besar dari laut Arabia, dan tercatat pada sejarah Siklon Bhola di tahun 1970 yang menewaskan 200.000 orang. Negara-negara yang terpengaruh adalah India, Bangladesh, Srilangka, Thailand, Burma dan Pakistan , sedangkan semenanjung Arab jarang terkena dampaknya. |
• |
Tengggara
Samudra Hindia;
Wilayah dekat perairan Indonesia (laut Timor) dan Australia yang terpengaruh badai tropis di daerah ini. |
• |
Timur
Laut Samudra Hindia;
Negara-negara yang terpengaruh adalah Madagaskar, Mozambique, Mauritius dan Kenya |
• |
Utara
Samudra Atlantik;
Mencakup wilayah perairan Samudera Atlantik, Laut Karibia dan Teluk Meksiko. Badai tropis yang terjadi berdampak pada wilayah Amerika Serikat, Meksiko, Canada serta negara-negara Amerika Tengah dan Kepulauan Karibia. |
Puncak
aktifitas siklon tropis di seluruh dunia, terjadi pada akhir musim
panas yakni ketika laut mencapai temperatur paling hangat. Namun
di setiap wilayah terdapat pola musiman yang berbeda.
• | Wilayah
Atlantik utara. Musim Hurricane dimulai dari 1 Juni hingga 30 November, puncaknya terjadi pada awal September. |
• | Wilayah
Timur laut Pasifik, Ppola musimannya sama dengan wilayah Atlantik namun periodenya lebih panjang. |
• | Wilayah
Barat laut Pasifik, siklon tropis berlangsung setahun penuh, dengan puncaknya pada awal September dan aktifitas minimum pada bulan Februari. |
• | Wilayah
utara samudera Hindia. Musim badai tropis berlangsung dari bulan April hingga Desember, puncaknya terjadi pada bulan Mei dan November. |
Secara
umum, Aktifitas siklon tropis di belahan bumi Selatan berlangsung
dari akhir Oktober hingga Mei, dengan puncak aktifitas terjadi pada
pertengahan Februari hingga awal Maret.
Badai
tropis pada umumnya tumbuh dan berkembang di wilayah perairan bebas
seperti lautan yang tidak didiami manusia kecuali untuk pelayaran.
Oleh karena itu jarang terjadi bencana akibat badai tropis pada manusia.
Walaupun demikian, pergerakan badai tropis dapat mengarah ke daratan
dan bila hal ini terjadi akan timbul bencana yang menewaskan ribuan
manusia dengan kerugian material mencapai jutaan dollar .
Beberapa
nama badai tropis yang paling banyak menelan korban manusia terbesar
antara lain :
• | Siklon
Bhola Pada tanggal 13 November 1970, siklon Bhola berkecepatan 100 mph ( 160Km/jam) menghantam wilayah delta Gangga (Bangladesh) dan menewaskan 200.000 hingga 500.000 jiwa manusia. |
• | Great
Hurricane Peristiwa Great Hurricane di tahun 1780 merupakan bencana Hurricane terbesar untuk wilayah Atlantik. Kejadian di wilayah Antiles ini menelan sekitar 20.000 hingga 30.000 jiwa manusia tewas. |
• | Hurricane
Galveston Pada tahun 1900, Hurricane Galveston termasuk kategori 4 pada Skala Saffir-Simpson telah menimbulkan tanah longsor hebat di Galveston, Texas, yang menewaskan 6.000 hingga 12.000 jiwa manusia. |
• | Hurricane
Mitch Banjir hebat dan longsoran lumpur yang mengikuti Hurricane Mitch pada tahun 1998 di Honduras menyebabkan tewasnya lebih dari 10.000 jiwa manusia hingga mengubah struktur wilayah Honduras |
Struktur
Sebuah
siklon tropis kuat mempunyai struktur sebagai berikut .
• |
Tekanan
Udara Permukaan Rendah;
Siklon tropis berputar di sekitar daerah bertekanan udara permukaan rendah. Dari seluruh tekanan udara pada ketinggian permukaaan air laut yang terukur maka tekanan udara di daerah siklon tropis merupakan yang terendah. |
• |
Inti
hangat;
Uap air yang naik ke atmosfir yang dingin akan mengembun dan melepaskan panas. Panas buangan tersebut didistribusikan secara vertikal pada bagian inti siklon tropis yang menyebabkannya terasa hangat. |
• |
CDO
(Central Dense Overcast)
CDO merupakan daerah menyerupai pita melingkar di sekitar inti yang padat akan awan, hujan dan badai petir. |
• |
Mata
Siklon tropis kuat seperti Hurricane memiliki mata yang berbentuk lubang melingkar di pusat sirkulasinya. Cuaca pada mata umumnya tenang dan tidak berawan. Diameter wilayah mata berkisar dari 8 hingga 200 Km. Pada siklon tropis lemah, CDO menutupi pusat sirkulasi sehingga mata tidak terlihat. |
• |
Dinding
mata
Dinding mata menyerupai pita melingkar di sekitar mata yang memiliki intensitas angin dan konveksi panas paling tinggi. Pada siklon tropis, kondisi pada dinding matalah yang paling berbahaya. |
• |
Aliran
keluar (outflow)
Pada bagian atas siklon tropis, angin bergerak keluar dari pusat badai tropis dengan arah putaran berlawanan dengan siklon, sedangkan pada bagian bawah angin berputar kuat, melemah seiring dengan pergerakan naik dan akhirnya berbalik arah. |
Siklon
tropis matang rata-rata dapat melepaskan energi panas hingga 6 x
1014 watt, sebanding dengan 200 kali rata-rata total produksi
perusahaan listrik seluruh dunia atau sebanding dengan ledakan 10
megaton bom nuklir setiap 20 menit.
Siklon
tropis pada lautan terbuka akan menimbulkan gelombang tinggi, hujan
deras dan angin berkecepatan tinggi, sehingga mengganggu jadwal pelayaran
bahkan menenggelamkan kapal-kapal. Walau demikian, dampak terbesar
dari siklon tropis terjadi apabila siklon tropis bergerak ke arah
daratan dan menyebabkan tanah runtuh.
Siklon
tropis yang bergerak ke arah daratan dapat menyebabkan kerusakan
langsung lewat empat macam cara, yakni :
• |
Angin
berkecepatan tinggi
Kekuatan angin hurricane dapat menghancurkan mobil, bangunan, jembatan, dan sebagainya. Kekuatan angin dapat menerbangkan berbagai macam benda yang dapat menghantam penduduk yang berada di daerah terbuka. |
• |
Gelombang
laut (storm surge)
Bencana terburuk dari siklon tropis disebabkan oleh melonjaknya gelombang laut. Gelombang laut tinggi akan masuk ke daratan dan menyeret penduduk yang berada di kawasan pantai. Sekitar 80 % korban tewas akibat badai tropis disebabkan terjangan gelombang laut. |
• |
Hujan
deras
Aktifitas badai petir pada siklon tropis menimbulkan hujan lebat. Sungai dan saluran air akan meluap, jalan-jalan tidak dapat dilewati, dan dapat disusul oleh tanah longsor. |
• |
Angin
Tornado
Radius wilayah hurricane yang luas dapat menebarkan angin tornado di berbagai tempat. Meskipun tidak sekuat hurricane, angin tornado dapat menyebabkan kerusakan serius. |
Dampak
sekunder dari siklon tropis juga cukup merugikan, seperti :
• |
Penyakit
menular
Lingkungan basah pasca siklon tropis, disertai kerusakan sarana kebersihan dan iklim tropis yang hangat dapat menjangkitkan penyakit menular yang bertahan lama setelah peristiwa badai. |
• |
Ketiadaan
listrik
Kerusakan jaringan listrik akibat siklon tropis akan menghambat komunikasi dan usaha pertolongan korban. |
• |
Kesulitan
transportasi
Hancurnya sarana transportasi seperti jembatan, terowongan dan jalan akan menyulitkan pengiriman makanan, air bersih dan obat-obatan ke daerah-daerah yang membutuhkannya. |
Walaupun
banyak kerugian yang timbul akibat siklon tropis, secara global siklon
tropis sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan panas atmosfer
bumi dengan cara memindahkan panas, dan kelembaban yang tinggi di
daerah tropis ke wilayah sub tropis dan kutub yang lebih dingin.
Pada beberapa
situasi khusus, siklon tropis membawa dampak positif bagi wilayah-
wilayah yang terkenda dampaknya. Di wilayah Jepang, sebagian besar
curah hujan yang turun merupakan dampak dari typhoon. Hurricane Camille
mengakhiri kondisi kekeringan dan kesulitan air pada daerah-daerah
yang dilewatinya.
Proses Terbentuknya Siklon Tropis
Seperti namanya, siklon tropis tumbuh diperairan disekitar daerah tropis, terutama yang memiliki suhu muka laut yang hangat.
Jumlah siklon tropis yang tumbuh dibelahan bumi utara rata-rata 57.3
kejadian dalam satu tahun dan dibelahan bumi selatan rata-rata 26.3
siklon tropis dalam setahun (berdasarkan data tahun 1968 - 1989).
Siklon tropis dapat terbentuk dengan persyaratan berikut ini:
- Suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26.5 C hingga ke kedalaman 60 meter
- Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang merupakan awan-awan guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis.
- Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian sekitar 5 km. Ketinggian ini merupakan atmosfer paras menengah, yang apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon.
- Berada pada jarak setidaknya sekitar 500 km dari katulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator.
- Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin.
- Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan badai guntur.
0 komentar: